Rabu, 29 Juni 2011
TIGA PERKARA
TELUNG PERKORO ( Tiga Perkara )
gemericik air hujan malam ini mengusik kegelisahanku
dan malampun semakin larut….larut…dan semakin larut
bahwa malam ini terasa sepi
sepi sendiri…..dan sangat menjenuhkan
hanya ditemani setengah bungkus rokok dan segelas kopi
aku duduk termenung ….dan merenung
aku jadi teringat nasehat orang tua
“ telung perkoro sing kudu kok singkiri
Siji, ojo sok ‘milik gendong lali ‘
loro, adohno ‘seneng gendong lali ‘
telu, singkirono ‘ truwu gendong lali ‘….”
Aku tersenyum sendiri
jogja, maret 2011
R.I.P Mr Morality ( sambungan yang lalu )
DAMPAK JUAL BELI KURSI YANG KIAN MARAK
Seseorang Yang duduk di kursi kekuasaan bukan karena ‘amanah’atau murni dukungan rakyat atau katakanlah duduknya dengan uang yang berlimpah, pastilah efektivitas, kualitas, dan keikhlasan kerja sangat diragukan untuk membangun negara, meningkatkan derajat keseluruhan bangsa ini. Kalaulah ada tindakan untuk meningkatkan perekonomian hanya sebagai kedok untuk menutupi apa dibalik yang dilakukannya, ibarat kita duduk di kursi dalam bioskop bias seenaknnya melakukan sesuatu, cara duduknya, belum lagi corat coret dilingkungan bioskop atau malah kecewa karena filmnya nggak bagus sasarannya merusak kursi, itu dilakukan karena kita duduk dengan membayar uang dan banyak contoh lagi untuk menunjukkan ketidak ikhlasan kita saat menjalankan sesuatu hanya karena uang. Lain halnya kalau itu dilakukan karena ibadah, kemungkinan ‘tidak ikhlas’ kecil. Diluar itu memang ada dampak positip dan negatipnya, artinya dengan kondisi seperti itu orang pemegang kekuasaan jadi bertambah pandai untuk berdalih, memutarbalikkan fakta serta pandai bersilat lidah, namun sayangnya itu digunakan untuk menutupi kebejatan moralnya saja tidak untuk berdiplomasi dengan bangsa lain demi kemajuan bangsa kita. Jadi pada prinsipnya terjadinya jual beli kursi jabatan implikasinya pada demoralisasi yang berkepanjangan, timbulnya mafia-mafia dalam bidang ekonomi, hukum maupun politik.
SEBAIKNYA YANG DILAKUKAN GENERASI MENDATANG
Alangkah indahnya jika negri ini makmur, sentosa, aman, nyaman, gemah ripah loh jinawi, sebenarnya semua rakyat ini menginginkan hal demikian namun hanya segelintir orang yang benar-benar ' ikhlas ' menginginkan bangsa ini segera menuju kekejayaannya. Beliau-beliau ini masih ancang-ancang untuk melakukan ini sambil menunggu para mafia kelimpungan, koruptor-koruptor berjatuhan, dana trilyunan US dollar siap untuk memback up calon pemimpin yang ‘ sinatriyo gung binathara ‘ hebat lahir dan batin. Untuk mengantisipasi hal tersebut generasi muda perlu dibekali ilmu-ilmu positip , dan yang perlu segera dibenahi yaitu: 1. Pemantapan Ideologi, 2. Perubahan sistem Pendidikan, 3. Penanaman Jiwa Nasionalisme, 4. Perubahan sistem Pemerintahan, 5.Perubahan sistem perekonomian, 6. Perubahan sistem Hukum maupun Undang-Undang.
1. Pemantapan ideologi, Kita dewasa ini terjadi kebimbangan masalah ideologi, dalam politik atau pemerintahan sekularisasi kadang perlu dilakukan demi terciptanya tatanan masyarakat yang baik, hal itu pada kondisi dalam masyarakat heterogen seperti di Indonesia yang warga negaranya terdiri dari beberapa suku, ras, agama. Kita membutuhkan suatu ideologi yang mantap, dan yang paling cocok di Indonesia saat ini adalah Pancasila, dan kita tidak bisa memaksakan ideologi orang luar diterapkan di negri ini. Ideologi yang berkaitan dengan agama hanya bisa diterapkan dalam diri personal saja yang kaitannya dengan keyakinan agama kita masing-masing dan urusannya dengan Allah. Berbeda jika Indonesia hanya ada satu agama, ideologi yang dipaksakan mungkin saja benar tetapi hal yang benar belum tentu pas atau cocok.
2. ( berhubung sedang gak mood alangkah baiknya disambung lain waktu…..hapunten sewu sing gede pangapuramu )
Rabu, 22 Juni 2011
TUMBAS KURSI
Pertanyaan diatas tentu saja jawabnya macam-macam, caranya juga berbeda-beda, ada yang membuat sendiri, diberi atau minta pada seseorang dan ada yang membeli di toko-toko furniture, namun untuk mendapatkan kursi tentu saja tidak lepas dari yang dinamakan “ duit “. Duit (jawa) atau uang berarti kudu itung, orang kalau berpikir tentang duit mesti menggunakan hitungan ( itung-itungan/ jawa ). Untuk mendapatkan duit seyogyanya orang harus bekerja, caranya mendapatkan juga berbeda-beda tergantung mendapatkannya itu dengan cara positip atau negatip, kalau positip berarti uang itu halal ( berkah ) sedangkan kalau mendapatkannya dengan cara negatip pastilah uang itu haram, dan akan dipertanggung jawabkan kelak di alam yang lain.
JUAL BELI KURSI SEBAGAI BISNIS POLITIK
Di Indonesia saat ini bisnis kursi cukup menjajikan, biasanya kondisi seperti ini dilakukan menjelang pergantian pimpinan atau yang lain dan terjadi pada sebuah negara yang kondisi politiknya morat marit dan sedang menuju pada kehancuran. Dalam anomali politik yang sedemikian rupa seperti di Indonesia, menguntungkan bagi orang-orang yang berduit terutama para pengusaha besar atau pejabat yang korup, sehingga hal inipun merambah sampai keranah hukum. Dimana-mana ada calo, ada pemesan order maupun penerima order kemudian muncul yang dinamakan mafia politik maupun mafia hukum. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Hal yang mendasar untuk menjawab ini adalah “akhlak”, terjadinya demoralisasi ini akibat dari system yang salah atau system sudah lumayan baik tetapi dijalankan oleh orang-orang yang mempunyai akhlak rendah, atau orang yang tadinya yang nota bene punya sifat dan sikap yang baik kemudian karena terpaksa hanya demi sebuah “kursi” kekuasaan sehingga rela melakukan hal yang dilarang oleh agama apapun. Di era reformasi jual beli kursi semakin menggila dari era sebelumnya, sehingga dampaknya korupsi semakin tumbuh subur bak cendawan di musim hujan, kalau dulu yang namanya korupsi dibawah meja sembunyi-sembunyi dan sedikit ada perasaan malu atau takut, namun sekarang meja-meja itupun dikorupsi artinya apapun yang bisa dikorupsi……wuaa….siapa takuuutt !!! sikaaattt !!!
Bisnis kursi kekuasaan di Indonesia begitu menggairahkan dan lebih menggairahkan karena disamping kursi-kursi impian yang didapat, maka efek sampingnya kursi-kursi yang bisa tersenyum, kentut dan empuk lagi siap untuk mendampingi disaat urat-urat sedang mengencang atau lawatan ke mana-mana. Bukan rahasia lagi untuk mendapatkan kursi ini orang bisa merogoh kocek sampai milyaran rupiah….bahkan triliyunan rupiah, dan untuk menjalankan bisnis ini tentu saja ada networking dan link-link yang memadai dan masing-masing mempunyai jatah sendiri-sendiri sesuai posisinya dan untuk mendapatkan sebuah ‘ kursi ‘, sekarang tergantung……wuaniii piro…..( bersambung )
Langganan:
Postingan (Atom)
VIDEO
-
buat yang gak biasa mabuk......jangan coba-cobalah.......ntar kaya' tante kita itu........bikin parno aja hehehe
-
Asu gede menang kerahe......disini hukum rimba berlaku, siapa yang berkuasa atau kuat...bakalan menang
-
Sekali lagi aku minta maaf apabila banyak gambar/ kataku yang nyinggung perasaan pembaca
-
Ketika perbincangan beralih ke topik yang lain, seorang teman yang kebetulan lulusan pondok pesantren terkenal, mengatakan bahwa hujan b...
-
Pajak reklame di jalan semakin mahal.........alternatif.....ya di badan saja.......gitu aja repot !!!
-
GURU PAHLAWAN TANPA TANDA JASA....??? Istilah “guru” diambil dari bahasa India yang artinya Yang Memberi Ilmu atau tempat mencari ilmu. Na...
-
S eorang perempuan bernama Elizabeth D. Inandiak, berhasil menguak satu lembar sastra Jawa yang t...