Pertanyaan diatas tentu saja jawabnya macam-macam, caranya juga berbeda-beda, ada yang membuat sendiri, diberi atau minta pada seseorang dan ada yang membeli di toko-toko furniture, namun untuk mendapatkan kursi tentu saja tidak lepas dari yang dinamakan “ duit “. Duit (jawa) atau uang berarti kudu itung, orang kalau berpikir tentang duit mesti menggunakan hitungan ( itung-itungan/ jawa ). Untuk mendapatkan duit seyogyanya orang harus bekerja, caranya mendapatkan juga berbeda-beda tergantung mendapatkannya itu dengan cara positip atau negatip, kalau positip berarti uang itu halal ( berkah ) sedangkan kalau mendapatkannya dengan cara negatip pastilah uang itu haram, dan akan dipertanggung jawabkan kelak di alam yang lain.
JUAL BELI KURSI SEBAGAI BISNIS POLITIK
Di Indonesia saat ini bisnis kursi cukup menjajikan, biasanya kondisi seperti ini dilakukan menjelang pergantian pimpinan atau yang lain dan terjadi pada sebuah negara yang kondisi politiknya morat marit dan sedang menuju pada kehancuran. Dalam anomali politik yang sedemikian rupa seperti di Indonesia, menguntungkan bagi orang-orang yang berduit terutama para pengusaha besar atau pejabat yang korup, sehingga hal inipun merambah sampai keranah hukum. Dimana-mana ada calo, ada pemesan order maupun penerima order kemudian muncul yang dinamakan mafia politik maupun mafia hukum. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Hal yang mendasar untuk menjawab ini adalah “akhlak”, terjadinya demoralisasi ini akibat dari system yang salah atau system sudah lumayan baik tetapi dijalankan oleh orang-orang yang mempunyai akhlak rendah, atau orang yang tadinya yang nota bene punya sifat dan sikap yang baik kemudian karena terpaksa hanya demi sebuah “kursi” kekuasaan sehingga rela melakukan hal yang dilarang oleh agama apapun. Di era reformasi jual beli kursi semakin menggila dari era sebelumnya, sehingga dampaknya korupsi semakin tumbuh subur bak cendawan di musim hujan, kalau dulu yang namanya korupsi dibawah meja sembunyi-sembunyi dan sedikit ada perasaan malu atau takut, namun sekarang meja-meja itupun dikorupsi artinya apapun yang bisa dikorupsi……wuaa….siapa takuuutt !!! sikaaattt !!!
Bisnis kursi kekuasaan di Indonesia begitu menggairahkan dan lebih menggairahkan karena disamping kursi-kursi impian yang didapat, maka efek sampingnya kursi-kursi yang bisa tersenyum, kentut dan empuk lagi siap untuk mendampingi disaat urat-urat sedang mengencang atau lawatan ke mana-mana. Bukan rahasia lagi untuk mendapatkan kursi ini orang bisa merogoh kocek sampai milyaran rupiah….bahkan triliyunan rupiah, dan untuk menjalankan bisnis ini tentu saja ada networking dan link-link yang memadai dan masing-masing mempunyai jatah sendiri-sendiri sesuai posisinya dan untuk mendapatkan sebuah ‘ kursi ‘, sekarang tergantung……wuaniii piro…..( bersambung )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar