Rabu, 29 Juni 2011

R.I.P Mr Morality ( sambungan yang lalu )

DAMPAK JUAL BELI KURSI YANG KIAN MARAK
         Seseorang Yang duduk di kursi kekuasaan bukan karena ‘amanah’atau murni dukungan rakyat atau katakanlah duduknya dengan uang yang berlimpah, pastilah efektivitas, kualitas, dan keikhlasan kerja sangat diragukan untuk membangun negara, meningkatkan derajat keseluruhan bangsa ini. Kalaulah ada tindakan untuk meningkatkan perekonomian hanya sebagai kedok untuk menutupi apa dibalik yang dilakukannya, ibarat kita duduk di kursi dalam bioskop bias seenaknnya melakukan sesuatu, cara duduknya, belum lagi corat coret dilingkungan bioskop atau malah kecewa karena filmnya nggak bagus sasarannya merusak kursi, itu dilakukan karena kita duduk dengan membayar uang dan banyak contoh lagi untuk menunjukkan ketidak ikhlasan kita saat menjalankan sesuatu hanya karena uang. Lain halnya kalau itu dilakukan karena ibadah, kemungkinan ‘tidak ikhlas’ kecil. Diluar itu memang ada dampak positip dan negatipnya, artinya dengan kondisi seperti itu orang pemegang kekuasaan jadi bertambah pandai untuk berdalih, memutarbalikkan fakta serta  pandai bersilat lidah, namun sayangnya itu digunakan untuk menutupi kebejatan moralnya saja tidak untuk berdiplomasi dengan bangsa lain demi kemajuan bangsa kita. Jadi pada prinsipnya terjadinya jual beli kursi jabatan implikasinya pada demoralisasi yang berkepanjangan, timbulnya mafia-mafia dalam bidang ekonomi, hukum maupun politik.
SEBAIKNYA YANG DILAKUKAN GENERASI MENDATANG
         Alangkah indahnya jika negri ini makmur, sentosa, aman, nyaman, gemah ripah loh jinawi, sebenarnya semua rakyat ini menginginkan hal demikian namun hanya segelintir orang yang benar-benar ' ikhlas ' menginginkan bangsa ini segera menuju kekejayaannya. Beliau-beliau ini masih ancang-ancang untuk melakukan ini sambil menunggu para mafia kelimpungan, koruptor-koruptor berjatuhan, dana trilyunan US dollar siap untuk memback up calon pemimpin yang ‘ sinatriyo gung binathara ‘ hebat lahir dan batin. Untuk mengantisipasi hal tersebut generasi muda perlu dibekali ilmu-ilmu positip , dan yang perlu segera dibenahi yaitu: 1. Pemantapan Ideologi, 2. Perubahan sistem Pendidikan, 3. Penanaman Jiwa Nasionalisme, 4. Perubahan sistem Pemerintahan, 5.Perubahan sistem perekonomian, 6. Perubahan sistem Hukum maupun Undang-Undang.
1.       Pemantapan ideologi, Kita dewasa ini terjadi kebimbangan masalah ideologi, dalam politik atau pemerintahan sekularisasi kadang perlu dilakukan demi terciptanya tatanan masyarakat yang baik, hal itu pada kondisi dalam masyarakat heterogen seperti di Indonesia yang warga negaranya terdiri dari beberapa suku, ras, agama. Kita membutuhkan suatu ideologi yang mantap, dan yang paling cocok di Indonesia saat ini adalah Pancasila, dan kita tidak bisa memaksakan ideologi orang luar diterapkan di negri ini. Ideologi yang berkaitan dengan agama hanya bisa diterapkan dalam diri personal saja yang kaitannya dengan keyakinan agama kita masing-masing dan urusannya dengan Allah.  Berbeda jika Indonesia hanya ada satu agama, ideologi yang dipaksakan mungkin saja benar tetapi hal yang benar belum tentu pas atau cocok.
2.       ( berhubung sedang gak mood alangkah baiknya disambung lain waktu…..hapunten sewu sing gede pangapuramu )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIDEO