Rabu, 21 April 2010

the Kencan


Pacaran ora kawin ra kepenak 2 x
Pacaran……..Ora kawin……Ora kepenak……dst.

Hehehe….” Pacaran Ora Kawin Ra Kepenak “…….sebuah lagu ndangdut yang gak berkualitas namun iramanya begitu rancak tur marahi ngguyu, karena agak agak ngoplo gitu. Melihat syairnya saja sudah amat sangat mengerikan tetapi kalo membayangkan ya kepengin juga sih….( mas Noer sambil mesem ). Memang “ Kawin “ adalah hak setiap manusia yang normal, dasarnya kawin adalah bisa karena cinta, materi, iseng-iseng ataupun kepepet……..( mas Noer mesem lagi ). Pada jaman sekarang kawin (ML) merupakan bukan hal yang tabu dan sudah dilakukan remaja / orang tua yang lagi pacaran. Kenapa hal itu dilakukan ??? memang ya ueeenak tenan……Namun sebagai manusia yang beradab …..harus berani bertanggung jawab kalo sudah pernah melakukannya dan kalo terjadi apa apa, artinya resiko apapun harus dihadapi…….jangan “ tinggal gelanggang colong playu “ nggak gentle itu namanya.
Memang kalau menurut para ustadz ataupu kyai ( pastinya merujuk ke agama ) kawin sebelum nikah itu berbahaya, maksudnya dosa besar karena hukumnya haram. Tetapi yang namanya manusia tetap punya kekonyolan, ketololan ( “dodol” kalo menurut sinetron cinta untuk fitri ) ataupun kekhilafan yang di bolan- baleni……….
Tetapi….kenapa hal itu digemari ?
Kita ngerti bahwasanya generasi di negri kita memang sudah sejak lama terjadi degradasi moral, akhlak yang turun drastis, etika ditinggalkan, petuah orang tua nggak digubris, gaya hidup orang barat ditiru…..pokoke hancur…cur. Bagaimana tidak, lha wong segenap elemen masyarakat nggak ambil pusing…pemerintah ethok-ethoke peduli, namun buktinya…..? Sebenarnya banyak sih yang usul pendidikan “budi pekerti” diadakan lagi di SD sampe SMA…..namun nampaknya kupinge pemerintah disumpeli kapuk….atau malah kopoken ( saking jengkele ). Tapi aku pikir Cuma budi pekerti dimasukkan dalam mata pelajaran pokok itulah untuk ndandani atau memperbaiki akhlak generasi kita selain ngaji yang bener-bener ngaji. Juga perlunya wawasan kebangsaan ditanamkan pada generasi muda sejak dini sebelum budaya barat yang tidak cocok dengan budaya timur merasuk dalam jiwa generasi kita.
Sangat aneh mendengar kabar mahasiswa dan anak-anak usia sekolah tidak mengenal lagu “ Dari Sabang sampai Merauke “atau lagu wajib yang lain kecuali lagu kebangsaan Indonesia Raya, jadi nggak usah nunggu lama-lama pokoke segera benahi sistem pendidikan di Indonesia, begitu pesan den baguse Mitro dengan semangat berapi-api. Yang lebih njengkelke lagi peran media cetak maupun elektronik turut berperan serta yang bikin otak manusia Indonesia seutuhnya mental dan perilakunya bubrah, niru-niru wong barat.
Pada hal kalau digali dan di amalke jiwa bangsa kita, sebenarnya sangat luar biasa dan luhur dibanding wong londo/ bule. Pengusaha intertainment juga gede peran merusaknya, Cuma mikirin duit saja tanpa memikirkan dampak ke masyarakat, contohnya bikin lagu saja judulnya asal-asalan mending kalo itu lucu. Lha wong bikin lagu kok “ pacaran ora kawin ora kepenak “, selingkuh, trus apa itu lagunya T2 dari bandung, selain itu cerita-cerita sinetron yang pake selingkuh-selingkuhan segala, tipu-tipuan, kekerasan, itu semua menunjukkan produser maupun pencetak lagu serta lingkaran dunia artis mungkin saja ke”iman”nya atau agamanya tipis…pis….sehingga yang dipikir Cuma senang dan duit ( tapi tidak semua artis ). Memang hidup Cuma sekali, tapi kalau modar alias sowan ke rahmatullah kan nggak bawa duit ( kecuali yang nganter ke kuburan atau ta’ziah ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIDEO